Kehamilan adalah momen istimewa bagi setiap perempuan, namun juga membawa banyak pertanyaan tentang kesehatan ibu dan janin. Salah satu hal yang sering terlupakan adalah infeksi Human Papillomavirus (HPV). Virus ini dikenal luas sebagai penyebab kanker serviks dan umumnya ditularkan melalui hubungan seksual. Namun faktanya, perempuan hamil juga bisa terinfeksi HPV, bahkan tanpa gejala yang jelas. Walau sebagian besar kasus tidak berbahaya, keberadaan HPV saat kehamilan tetap perlu diperhatikan karena dapat memengaruhi kondisi ibu maupun bayi. Memahami bagaimana HPV menular, apa risikonya bagi ibu maupun janin, dan langkah pencegahannya sangat penting bagi calon ibu untuk memastikan kehamilan yang sehat dan aman.
HPV Saat Kehamilan : Apakah Berbahaya?
Kehamilan membuat tubuh ibu mengalami banyak perubahan, salah satunya adalah sistem imun yang menurun secara alami sehingga ibu lebih rentan terhadap infeksi, termasuk Human Papillomavirus (HPV). Penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil dengan penyakit penyerta, seperti HIV, memiliki risiko lebih besar terkena HPV. Bahkan, risikonya bisa 3 kali lebih tinggi, dan komplikasi kehamilan juga meningkat lebih dari 2 kali lipat dibanding ibu hamil sehat.1 Hal ini kemungkinan besar terjadi karena kehamilan merupakan kondisi dengan imunitas yang sedikit menurun, sehingga adanya komorbid lain seperti HIV atau manifestasi HPV berisiko menjadikan kehamilan lebih berat.
Meski begitu, sebagian besar kasus HPV tidak menimbulkan masalah serius pada ibu selama masa kehamilan. Pada kondisi tertentu, HPV menyebabkan kutil kelamin tumbuh lebih cepat akibat perubahan hormon dan dalam kasus yang lebih jarang, kanker serviks akibat HPV baru terdeteksi saat pemeriksaan rutin kehamilan. HPV juga diduga berperan dalam beberapa komplikasi proses persalinan. Infeksi HPV pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, pecah ketuban dini, berat badan lahir rendah, atau gangguan pertumbuhan janin. Mekanisme yang diduga antara lain: perubahan pada kekuatan serviks, perubahan flora vagina, infeksi plasenta, infeksi cairan ketuban, atau akibat prosedur medis untuk menangani HPV selama kehamilan.2,3,4
Meski begitu, kabar baiknya adalah mayoritas ibu hamil dengan HPV tetap bisa menjalani kehamilan sehat dan melahirkan bayi dengan selamat.
Apakah HPV Bisa Menular Ke Bayi?
Meski jarang terjadi, bayi bisa tertular HPV dari ibunya melalui transmisi vertikal, yaitu penularan dari orang tua ke anak. Ada tiga tahap kemungkinan penularan:
Saat pembuahan (peri-konsepsi)
Virus dapat terbawa melalui sperma dari ayah atau organ reproduksi ibu. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko keguguran.Saat janin dalam kandungan (intrauterin)
HPV bisa masuk melalui plasenta, air ketuban, atau selaput ketuban. Penelitian menemukan sekitar 14% sampel plasenta ibu dengan HPV positif juga mengandung virus.1Saat persalinan (perinatal)
Bayi bisa terpapar HPV ketika melewati jalan lahir. Sekitar 1 dari 4 bayi dapat tertular HPV saat lahir normal. Risiko lebih rendah pada persalinan sesar, namun bukan berarti nol. Karena itu, operasi sesar tidak rutin dianjurkan, kecuali bila ada kutil kelamin besar atau berisiko perdarahan.1
Sebagian besar bayi yang terdeteksi HPV saat lahir akan terbebas dari virus dalam beberapa minggu pertama kehidupannya. Namun, dalam kasus yang sangat jarang, bayi bisa terkena kondisi yang disebut Papillomatosis laring juvenil, yaitu tumbuhnya kutil pada saluran pernapasan pernapasan akibat tertular HPV tipe 6 atau 11 saat persalinan normal. Meski jarang, kondisi ini dapat mempengaruhi pernapasan bayi dan memerlukan perawatan medis.
Apakah HPV Mempengarahi Cara Persalinan?
Banyak ibu hamil dengan HPV khawatir apakah mereka harus melahirkan secara caesar. Faktanya, infeksi HPV tidak selalu mempengaruhi cara persalinan. Sebagian besar ibu dengan HPV tetap bisa melahirkan secara normal tanpa hambatan berarti.
Namun, ada kondisi tertentu di mana dokter mungkin menyarankan operasi caesar (C-section). Misalnya, jika kutil kelamin berukuran besar hingga menutupi jalan lahir atau berisiko menimbulkan perdarahan hebat saat persalinan. Dalam kasus ini, caesar dilakukan bukan untuk mencegah penularan HPV ke bayi, melainkan demi keamanan ibu dan proses persalinan.
Studi menunjukkan bahwa risiko penularan HPV ke bayi memang sedikit lebih rendah pada persalinan caesar dibandingkan persalinan normal. Tetapi perbedaan ini tidak terlalu signifikan, dan sebagian besar bayi yang lahir dari ibu dengan HPV tetap sehat. Oleh karena itu, caesar tidak direkomendasikan sebagai prosedur rutin hanya karena ibu terinfeksi HPV.
Yang terpenting, setiap ibu hamil perlu berdiskusi dengan dokter kandungan untuk menentukan cara persalinan yang paling aman sesuai dengan kondisi masing-masing. Dengan pengawasan medis yang baik, baik persalinan normal maupun caesar dapat berjalan lancar meskipun ada infeksi HPV.
Pencegahan & Penanganan HPV Pada Kehamilan
Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat dilakukan jika ditemukan infeksi HPV pada kehamilan.
Pemeriksaan rutin: Pap smear atau tes HPV sebaiknya dilakukan sebelum hamil.
Pengawasan medis: Jika kutil kelamin muncul, dokter akan menilai apakah perlu ditangani saat hamil atau setelah persalinan.
Hindari pengobatan mandiri: Beberapa obat kutil kelamin tidak aman digunakan saat hamil.
Vaksinasi HPV sebelum hamil: Vaksin tidak diberikan saat hamil, tetapi sangat dianjurkan sebelum menikah atau merencanakan kehamilan.
Kehamilan adalah anugerah, dan setiap ibu berhak merasa aman.
HPV pada kehamilan umumnya tidak berbahaya, tetapi perlu diawasi oleh tenaga medis. Risiko penularan ke bayi sangat rendah, dan sebagian besar ibu hamil tetap bisa melahirkan normal. Lindungi diri Anda dengan pemeriksaan Pap smear dan HPV DNA test di Kalgen Innolab. Deteksi dini bisa menjadi langkah kecil yang memberi perlindungan besar bagi Anda dan si kecil.
Referensi :
Ardekani, A.; Sepidarkish, M.; Mollalo, A.; Afradiasbagharani, P.; Rouholamin, S.; Rezaeinejad, M.; Farid-Mojtahedi, M.; Mahjour, S.; Almukhtar, M.; Nourollahpour Shiadeh, M.; et al. Worldwide prevalence of human papillomavirus among pregnant women: A systematic review and meta-analysis. Rev. Med. Virol. 2022, e2374.
Niyibizi, J.; Zanré, N.; Mayrand, M.-H.; Trottier, H. Association between Maternal Human Papillomavirus Infection and Adverse Pregnancy Outcomes: Systematic Review and Meta-Analysis. J. Infect. Dis. 2020, 221, 1925–1937
Condrat, C.E.; Filip, L.; Gherghe, M.; Cretoiu, D.; Suciu, N. Maternal HPV Infection: Effects on Pregnancy Outcome. Viruses 2021, 13, 2455.
Popescu, S.D.; Boiangiu, A.G.; Sima, R.M.; Bilteanu, L.; Vladareanu, S.; Vladareanu, R. Maternal HPV Infection and the Estimated Risks for Adverse Pregnancy Outcomes-A Systematic Review. Diagnostics 2022, 12, 1471
Patel, P., D’Souza, G., & Fakhry, C. (2022). Human papillomavirus (HPV) and pregnancy: A review of the evidence. American Journal of Obstetrics and Gynecology, 227(5), 631–642. https://doi.org/10.1016/j.ajog.2022.09.034
World Health Organization. (2024, 5 Maret). Cervical Cancer. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/cervical-cancer